Jenis-jenis Katekese

Menurut Abineno ada 3 jenis katekisasi yaitu :
1.    Katekisasi Keluarga
Keluarga adalah tempat yang mula-mula dimana pendidikan dan bimbingan agama diberikan, orang tua berfungsi sebagai pengajar –pengajar yang pertama. Pengajaran dalam keluarga ini adalah bentuk purba dari pelayanan katakese, pemberitaan tentang perbuatan-perbuatan Allah yang besar.
Bukan hanya Sinagoge yang mengaitkan pengajarannya pada pendidikan keluarga tetapi juga gereja. Hal itu sering kita baca dalam tulisan-tulisan dari bapak-bapak gereja bahwa katakese keluarga menempati tempat yang paling penting dalam gereja purba yang sedang bertumbuh pada waktu itu. Gereja tahu bahwa ia mempunyai tugas untuk mengajar dan membimbing anggota-angotanya tetapi tugas itu selalu dipahami sebagai tugas disamping dan dalam lanjutan dari tugas orang tua tetapi mengokohkannya dan terus membangun katakesenya diatas dasar katakese  keluarga.
Menurut Calvin orang tua terutama dan langsung memikul tanggung jawab atas pendidikan agama anak-anak mereka. Dalam pembaptisan anak-anak, orang tua dengan resmi mendapat tugas mendidik anak-anak dalam takut akan Tuhan.
2.    Katekisasi Sekolah
Sekolah dasar disebut juga beth-ha-sefer dimana anak-anak yang berumur 6/7 tahun diajar membaca dan menghafal nas Torah secara harafiah. Pengajaran diatur menurut umur anak-anak. Ketika anak sudah berumur sepuluh tahun anak mulai dengan pengajaran yang sebenarnya. Pada umur dua belas/tiga belas tahun mereka diwajibkan untuk meneruti/melaksanakan seluruh syariat agama Yahudi.
Bahan pengajaran terdiri dari pengakuan iman, doa utama, pembacaan Torah, pengajaran tentang arti dari hari-hari raya Yahudi.
Dalam abad-abad pertengahan muncul sekolah-sekolah yang memuat katakese dalam kurikulumnya. Dimana murid-murid harus mengahafal Credo, Dekalog (Dasa Firman), Pater Noster (Doa Bapa Kami) dan ketujuh Mazmur pengakuan dosa dalam bahasa latin.
Menurut Calvin katakese sekolah berfungsi untuk mendidik orang-orang muda supaya mereka dapat bertindak secara bertanggungjawab menurut Firman Tuhan, untuk itu harus ada guru-guru yang baik dan beriman. Dalam pengajaran sekolah yang bersifat reformatories ini, Alkitab mendapat tempat yang sakral, disamping katekismus dan mazmur-mazmur Daud. Melalui sinode Dordrecht diputuskan bahwa guru-guru yang mengajar di sekolah harus memenuhi syarat-syarat :
·         Mereka harus anggota dari gereja Hervormd.
·         Harus mempunyai kelakuan yang baik dan mampu mengajar
·         Mereka harus menandatangani pengakuan iman gereja Hervorm dan Katekismus Heidelberg.
·         Harus berjanji bahwa dengan teliti akan mengajar anak-anak untuk dapat melayani Tuhan disegala bidang kehidupan.
·         Dua hari seminggu mereka harus melatih anak-anak untuk menghafal dan memahami dengan baik isi Katekismus
·         Mereka harus membawa anak-anak ke ibadah khotbah-khotbah Katekismus dan menyelidiki apakah mereka mengerti khotbah-khotbah itu atau tidak
3.    Katekisasi gereja.
Dalam abad- abad pertama katekisasi gereja makin berkembang dan memperoleh bentuk- bentuk tertentu sebagai  katekumenat. Katekumenat  gereja purba terdiri dari dua bagian atau tingkatan yaitu tingkat katekumin- katekumin dan calon- calon baptisan.
Pengajaran baptisan terdiri dari penjelasan tentang soal- soal iman,doa,puasa,dan askese.Pengajaran baptisan adalah suatu bimbingan dalam rahasia iman.Calon baptis dipersiapan secara lahir-batin untuk menerima baptisan sebagai suatu pengalaman religius.
Pada waktu reformasi katekisasi lebih kepada lembaga pengajaran tersendiri kepada anak- anak muda.Terutama pemberitaan dalam ibadah -ibadah jemaat dianggap pada waktu itu sebagai suatu alat yang ampuh untuk mendidik anak- anak muda dalam Firman Allah dan dalam hidup kerohanian mereka. Khotbah- khotbah katekismus dari para pendeta memainkan peranan pentingpada waktu itu sebagai bagian dari pendidikan gerejawi kepada anak muda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Katekese

Apa itu Katekese dan Katekis?